Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan
Aktif Gandeng Komunitas, Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan bagi Daerah-Daerah Lain
Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan. Bandung, kota metropolitan yang terletak di Jawa Barat, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Kota ini tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kegiatan-kegiatan komunitas yang aktif dan beragam. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali atau yang akrab disapa Dito, telah memilih Bandung sebagai percontohan bagi daerah-daerah lain dalam hal kolaborasi dengan komunitas.
Menpora Dito mengakui pentingnya peran komunitas dalam pembangunan dan kemajuan suatu daerah. Ia percaya bahwa dengan melibatkan komunitas dalam berbagai program dan kegiatan, akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
Salah satu langkah yang telah diambil oleh Menpora Dito adalah dengan mengadakan pertemuan rutin dengan para pemimpin komunitas di Bandung. Pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi dan masukan dari komunitas mengenai berbagai isu yang berkaitan dengan pemuda dan olahraga. Dengan demikian, kebijakan dan program yang dijalankan oleh pemerintah dapat lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Menpora Dito juga mendorong kolaborasi antara komunitas dengan pemerintah daerah dan sektor swasta. Ia percaya bahwa dengan bekerja sama, semua pihak dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang lebih baik. Beberapa contoh kolaborasi yang telah dilakukan antara lain pengembangan infrastruktur olahraga, pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, dan program pengembangan seni dan budaya.
Dalam upaya memperluas jaringan komunitas, Menpora Dito juga aktif menghadiri acara-acara yang diadakan oleh komunitas di Bandung. Ia sering kali menjadi pembicara atau peserta dalam diskusi dan seminar yang membahas topik-topik yang relevan dengan pemuda dan olahraga. Dengan cara ini, ia dapat berinteraksi langsung dengan anggota komunitas dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang dihadapi oleh mereka.
Selain itu, Menpora Dito juga memberikan dukungan finansial dan teknis kepada komunitas-komunitas yang memiliki program-program yang berpotensi memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya dukungan ini, komunitas dapat lebih mudah mengimplementasikan program-program mereka dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak hanya itu, Menpora Dito juga mengapresiasi dan mempromosikan kegiatan-kegiatan komunitas melalui media sosial dan platform digital lainnya. Ia menyadari bahwa dengan memperluas jangkauan promosi, komunitas dapat lebih dikenal dan mendapatkan dukungan yang lebih luas dari masyarakat.
Melalui berbagai langkah tersebut, Menpora Dito berharap dapat menginspirasi daerah-daerah lain untuk aktif melibatkan komunitas dalam pembangunan dan kemajuan. Ia percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta dapat menciptakan perubahan yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan
Sebagai percontohan, Bandung telah membuktikan bahwa melibatkan komunitas dalam pembangunan dapat memberikan manfaat yang nyata. Dengan terus mengembangkan dan memperkuat kolaborasi ini, diharapkan bahwa daerah-daerah lain juga dapat mengikuti jejak Bandung dan menciptakan perubahan yang sama baiknya.
Bandung: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) memberikan apresiasi atas peran Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan Komunitas Fest 2023. Menurut Menpora, apa yang dilakukan Dispora Bandung ini patut ditiru daerah-daerah lainnya.
Hal ini dikatakan Menpora saat menghadiri Komunitas Fest 2023 x Festival Entrepreneur 3.0 di Cihampelas Walk Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/12) malam. Festival ini merupakan kerja sama antara Kemenpora RI dan Dispora dengan Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung.
“Banyak terima kasih dari saya kepada Dispora Bandung yang sudah mendukung acara perdana kami untuk Komunitas Fest ini,” kata Menpora Dito.
Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan
Menurut Menpora, Bandung adalah salah satu kota di mana perkembangan komunitasnya sangat agresif. Hal itulah yang melatarbelakangi Kemenpora memilih Bandung sebagai titik pertama penyelenggaraan Komunitas Fest.
Lebih lanjut Menpora Dito menyatakan saat ini sedang berusaha mengembalikan kementerian supaya benar-benar relevan untuk anak-anak muda. Pemkot Bandung melalui Dispora dianggap mendukung upaya tersebut karena terlihat aktif menggandeng komunitas-komunitas.
“Semoga langkah utama kami ini bisa nanti disambut banyak pemda kota lainnya. Karena tidak mungkin kita bekerja sendiri,” ujar Menpora Dito.
Atas langkah yang telah dilakukan itu, Menpora menyebut bakal menjadikan Dispora Kota Bandung sebagai percontohan untuk dinas-dinas kepemudaan di kota-kota lainnya. Supaya bisa memahami bagaimana cara mendekati, menjalin hubungan, menyemangati, serta memberikan dukungan pada komunitas-komunitas pemuda.
Menpora Dito Jadikan Bandung Percontohan
“Jadi dari atas sampai bawah kita semua harus bekerja sama. Contohnya di Bandung ini sangat ramai anak-anak muda. Semoga ini bisa menjadikan motivasi dan contoh bagi pemerintah kota, kabupaten, maupun provinsi lainnya,” tegas Menpora Dito.
Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis